Ular aneh mempunyai keunikan tubuh menyerupai cacing dan kepalanya menyerupai raksasa
Ular ini punya tubuh cacing dengan kepala raksasa | Imantodes chocoensis ialah jenis ular baru yang ditemukan semua biolog, spesies baru ular ini memiliki format yang unik. Ular Imantodes chocoensis ini tubuh paling ramping namun berkepala gemuk. Metaforanya, ular ini punya tubuh cacing dengan kepala raksasa.
Ular Imantodes chocoensis anggota genus Imantodes. Sejauh ini, genus itu terdiri dari 6 jenis ular. Dengan penemuan ini, anggota genus meningkat menjadi 7 jenis. Chocoensis dipungut menurut nama hutan Choco di unsur timur laut Ekuador.
Keunikan ular ini dibanding jenis lainnya absennya sisik loreal. Pada spesies beda dari genus Imantodes, sisik loreal ada pada kepala. Namun, pada jenis Imantodes chocoensis, sisik tersebut tak dijumpai.
Yang pun mengejutkan, jenis baru ini ditemukan di distrik yang jauh dari penyaluran biasanya. Jenis ini ditemukan di distrik hutan hujan tropis Amazon di Andes. Sementara, kerabat terdekatnya, Imantodes lentiferus, hidup di distrik Amazon yang terpisah oleh gunung.
"Salah satu keterangan yang barangkali dari penyaluran yang terpisah antara spesies baru dan kerabat terdekatnya terbaginya moyang populasi menjadi dua, yang setiap berevolusi menjadi spesies yang berbeda, satu di distrik Choco dan satu lagi di distrik Amazon lain," kata Omar Torres -Carvajal dari Museo de Zoología QCAZ laksana dikutip Mongabay, Rabu (28/11/2012).
Saat ini, 90 persen ekosistem di Choco, lokasi spesies baru ini ditemukan, sudah rusak. Peneliti belum memahami status ular jenis baru ini, apakah memang dalam bahaya punah.
Ular Imantodes chocoensis anggota genus Imantodes. Sejauh ini, genus itu terdiri dari 6 jenis ular. Dengan penemuan ini, anggota genus meningkat menjadi 7 jenis. Chocoensis dipungut menurut nama hutan Choco di unsur timur laut Ekuador.
Keunikan ular ini dibanding jenis lainnya absennya sisik loreal. Pada spesies beda dari genus Imantodes, sisik loreal ada pada kepala. Namun, pada jenis Imantodes chocoensis, sisik tersebut tak dijumpai.
Yang pun mengejutkan, jenis baru ini ditemukan di distrik yang jauh dari penyaluran biasanya. Jenis ini ditemukan di distrik hutan hujan tropis Amazon di Andes. Sementara, kerabat terdekatnya, Imantodes lentiferus, hidup di distrik Amazon yang terpisah oleh gunung.
"Salah satu keterangan yang barangkali dari penyaluran yang terpisah antara spesies baru dan kerabat terdekatnya terbaginya moyang populasi menjadi dua, yang setiap berevolusi menjadi spesies yang berbeda, satu di distrik Choco dan satu lagi di distrik Amazon lain," kata Omar Torres -Carvajal dari Museo de Zoología QCAZ laksana dikutip Mongabay, Rabu (28/11/2012).
Saat ini, 90 persen ekosistem di Choco, lokasi spesies baru ini ditemukan, sudah rusak. Peneliti belum memahami status ular jenis baru ini, apakah memang dalam bahaya punah.
Comments
Post a Comment